teal-raven-901245.hostingersite.com – Altcoin FET, AAVE, DOGE: Data terbaru dari AMB Crypto per 13 Juli 2025 menunjukkan pergeseran tren dalam pasar kripto. Beberapa altcoin mulai mencatatkan kinerja yang lebih kuat dibanding Bitcoin. Hal ini terjadi tak lama setelah Bitcoin mencetak rekor harga tertinggi baru.
Harga Bitcoin saat ini mencapai Rp1,96 miliar, naik 3,69%. Namun, dominasi pasar Bitcoin turun 2%. Penurunan ini menunjukkan adanya rotasi modal dari Bitcoin ke altcoin.
“Baca Juga: Prospek Cerah Bitcoin dan Crypto di Akhir 2025“
Akumulasi (Altcoin) AAVE, DOGE, MKR, LINK, dan FET Semakin Besar
Analis dari CryptoQuant, Joao Wedson, mencatat akumulasi besar pada beberapa altcoin utama. Investor besar terus mengalihkan aset mereka ke AAVE, DOGE, MKR, LINK, dan token AI FET.
Ia menjelaskan bahwa heatmap dari Binance Netflow memperlihatkan tren bullish yang signifikan. Grafik menunjukkan lebih banyak token altcoin keluar dari bursa dibanding yang masuk.
Ketika trader memindahkan token ke dompet pribadi, hal itu menandakan keyakinan jangka panjang terhadap potensi kenaikan harga. Wedson menyebut pergerakan ini sebagai sinyal klasik dari akumulasi oleh smart money.
Swissblock: 15% Altcoin Tunjukkan Sinyal Impulsif Positif
Firma riset Swissblock juga melaporkan adanya sinyal awal kebangkitan altcoin. Dalam laporan terbaru, mereka menyebut bahwa 15% dari 100 altcoin teratas menunjukkan sinyal impulsif positif.
Swissblock mengklaim bahwa pasar sedang memasuki fase pemulihan awal. Mereka menjelaskan bahwa narasi meme kembali menarik perhatian trader, menandakan bahwa pasar sedang dalam mode agresif.
Rotasi modal telah terjadi sejak pertengahan Juni 2025. Data menunjukkan bahwa investor mulai beralih dari stablecoin seperti USDT ke altcoin yang dianggap memiliki potensi besar.
Dominasi USDT Menurun, Tanda Tekanan Beli Meningkat
Dominasi pasar USDT (USDT.D) turun dari 6% di bulan April menjadi 4,5% pada akhir Juni. Ini menandai level terendah sepanjang kuartal kedua tahun ini.
Penurunan ini menunjukkan bahwa investor mulai meninggalkan posisi aman dan kembali membeli altcoin. Dengan turunnya dominasi stablecoin, tekanan beli terhadap altcoin secara bertahap meningkat.
Tren ini juga menjadi pertanda bahwa para trader mulai optimis menghadapi kuartal ketiga. Mereka melihat peluang untuk meraih keuntungan lebih besar di sektor altcoin.
ETH/BTC Naik Tajam, Jadi Indikator Potensial Altcoin Season
Rasio ETH terhadap BTC naik 10% hanya dalam satu minggu terakhir. Sejak titik terendah di bulan Juni, ETH/BTC telah mencatatkan kenaikan sebesar 19%.
Kenaikan rasio ini menunjukkan bahwa sebagian besar trader mulai beralih dari Bitcoin ke Ethereum. ETH sering kali menjadi acuan awal untuk memprediksi musim altcoin atau altcoin season.
Namun, pada 13 Juli, rasio ETH/BTC menyentuh garis rata-rata pergerakan 200 hari. Dalam dua hari terakhir, harga tertahan di level dinamis ini.
Jika ETH berhasil menembus batas teknikal tersebut, kemungkinan besar altcoin lain akan mengikuti tren kenaikan. Sebaliknya, jika rasio ini turun, maka pemulihan sektor altcoin bisa terhambat.
Musim Altcoin Akan Dimulai?
Tren seperti ini pernah terjadi pada November tahun lalu. Ketika itu, banyak altcoin mencetak lonjakan besar setelah munculnya sinyal teknikal yang mirip.
Altcoin seperti Hyperliquid (HYPE) bahkan mencatatkan lonjakan tiga digit. Namun, tidak semua token mengalami hal yang sama. Beberapa justru turun drastis akibat spekulasi berlebihan.
Kini, para analis kembali menyoroti pola rotasi modal yang mulai terbentuk. Banyak yang percaya bahwa kita sedang memasuki fase awal dari potensi altcoin season berikutnya.
Altcoin FET AAVE DOGE dan Rekomendasi
Investor besar sudah mulai mengalihkan aset dari Bitcoin ke altcoin seperti AAVE, DOGE, MKR, LINK, dan FET. Sinyal dari bursa Binance dan analisis dari Swissblock mendukung kemungkinan dimulainya siklus pemulihan altcoin.
Penurunan dominasi stablecoin dan kenaikan rasio ETH/BTC menjadi indikator penting. Namun, trader tetap perlu berhati-hati karena volatilitas pasar kripto sangat tinggi.
Sebelum membeli aset, pastikan Anda memahami risikonya dan selalu lakukan riset secara mandiri. Rotasi modal bisa menjadi peluang, namun juga mengandung risiko jika tidak disertai manajemen investasi yang tepat.