Pronoted – Charles Hoskinson, pendiri Cardano, memicu diskusi di komunitas kripto setelah mengungkap perhitungan biaya penambangan Bitcoin oleh Satoshi Nakamoto. Dalam unggahan di platform X pada 6 Juli 2025, Hoskinson memperkirakan bahwa Satoshi hanya menghabiskan maksimal $3.700 untuk menambang sekitar 1 juta BTC.
Menurut Hoskinson, perhitungan ini muncul saat ia menjalankan simulasi teknis untuk proyek lain. Ia menyebut bahwa biaya tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan nilai Bitcoin saat ini yang mencapai miliaran dolar AS.
“Baca Juga: Bitcoin Era Satoshi Aktif Lagi, Nilainya Tembus Rp140 Triliun“
Penambangan Awal Gunakan CPU Biasa
Satoshi Nakamoto mulai menambang Bitcoin pada tahun 2009 hingga 2010. Pada masa itu, tingkat kesulitan penambangan masih sangat rendah. Satoshi bahkan tidak memerlukan perangkat keras canggih. Ia hanya menggunakan CPU biasa untuk menambang blok-blok Bitcoin awal.
Hoskinson menyusun tiga skenario perhitungan. Dalam skenario paling hemat, Satoshi hanya memakai satu rig dengan daya 190 watt yang beroperasi 75% dari waktu selama 485 hari. Hasil simulasi tersebut memperkirakan biaya listrik hanya sekitar $191.
Namun, jika mengikuti teori Patoshi milik peneliti Sergio Lerner, kemungkinan besar Satoshi menggunakan beberapa mesin. Jika menggunakan skenario ini, Hoskinson memperkirakan biaya penambangan di AS sekitar $575. Biaya meningkat menjadi hampir $1.000 jika Satoshi menambang di luar negeri.
Estimasi Biaya Tertinggi Tetap Di Bawah $4.000
Hoskinson juga mempertimbangkan kemungkinan Satoshi harus menyesuaikan diri dengan peningkatan kesulitan penambangan. Jika Satoshi menambah energi dan perangkat untuk mempertahankan kecepatan, biaya bisa melonjak menjadi $3.700.
Namun, biaya ini tetap tergolong sangat kecil jika dibandingkan nilai Bitcoin saat ini. Bahkan jika Satoshi membayar $3.700, ia tetap mendapat keuntungan luar biasa karena nilai 1 juta BTC sekarang melebihi $120 miliar.
Satoshi Manfaatkan Momen Pasar Tanpa Saingan
Keberhasilan Satoshi menambang 1 juta BTC dengan biaya rendah membuktikan pentingnya timing dalam dunia kripto. Saat ia memulai, belum banyak orang mengetahui atau tertarik pada Bitcoin. Tidak ada persaingan besar, dan biaya listrik masih rendah.
Dengan kondisi itu, Satoshi dapat menambang Bitcoin dalam jumlah besar secara efisien dan nyaris tanpa gangguan. Strategi ini memberinya keuntungan besar dan menjadikannya sebagai pemilik aset kripto terbesar di dunia.
Kekayaan Satoshi Melampaui Bill Gates
Dengan kepemilikan sekitar 1 juta BTC, kekayaan Satoshi kini ditaksir mencapai lebih dari $120 miliar. Jumlah ini membuatnya sejajar atau bahkan melampaui tokoh kaya dunia seperti Bill Gates. Meski identitasnya masih misterius, pengaruh Satoshi dalam dunia kripto tidak terbantahkan.
Prestasi ini bukan hanya soal keberuntungan, melainkan hasil dari pemahaman mendalam tentang teknologi dan kemampuan membaca peluang pasar. Satoshi memanfaatkan awal mula ekosistem kripto dengan maksimal.
Penambangan Sekarang Jauh Lebih Mahal
Situasi penambangan saat ini sangat berbeda dengan kondisi awal era Satoshi. Sekarang, penambangan Bitcoin membutuhkan perangkat keras canggih, sistem pendingin efisien, dan energi dalam jumlah besar. Banyak perusahaan menambang BTC secara massal dengan investasi jutaan dolar.
Tingkat kesulitan yang terus meningkat membuat biaya menambang 1 BTC saat ini jauh lebih tinggi. Penambang harus bersaing secara global dan beroperasi di lokasi yang menawarkan tarif listrik murah agar tetap untung.
Pelajaran Penting dari Biaya Tambang Satoshi
Estimasi biaya rendah yang dikeluarkan Satoshi untuk menambang Bitcoin mengajarkan pentingnya inovasi dan keberanian untuk bertindak lebih awal. Dengan masuk pasar saat belum banyak pesaing, ia mampu menciptakan sejarah dan mendefinisikan masa depan teknologi keuangan.
Cerita ini menekankan bahwa teknologi baru sering kali menawarkan peluang besar. Mereka yang memahami visi jangka panjang dan bertindak cepat bisa memperoleh keuntungan yang tak terbayangkan.
Potensi Blockchain Masih Terbuka Luas
Selain nilai finansial, warisan terbesar Satoshi adalah penciptaan sistem keuangan baru berbasis blockchain. Teknologi ini membuka jalan untuk transparansi, desentralisasi, dan efisiensi di berbagai sektor, bukan hanya keuangan.
Cryptocurrency kini menjadi aset digital yang diperdagangkan di seluruh dunia. Banyak negara, institusi, dan perusahaan mulai mengeksplorasi manfaat blockchain untuk berbagai aplikasi, dari logistik hingga identitas digital.
Pendiri Cardano: Efisiensi, Visi, dan Inovasi Satoshi
Perhitungan biaya penambangan oleh Charles Hoskinson memberikan sudut pandang baru tentang sejarah awal Bitcoin. Dari angka yang sederhana, dunia kini menyaksikan dampak luar biasa dari keputusan Satoshi Nakamoto.
Ia tidak hanya menciptakan mata uang digital pertama, tetapi juga membangun fondasi ekonomi baru yang menekankan transparansi dan efisiensi. Perjalanan ini membuktikan bahwa ide sederhana bisa berkembang menjadi revolusi global jika dipadukan dengan visi yang kuat dan timing yang tepat.
“Baca Juga: Adria Arjona Dilirik Jadi Wonder Woman Versi DC Studios“